Forhumanity.id – Musim dingin di Gaza suhunya lebih dingin dari sebelum ada genosida. Karena sejak 7 Oktober 2023, sebanyak 86.600 ton bom dijatuhkan oleh penjajah di Gaza yang menyebabkan 43.972 orang syahid termasuk wanita dan anak-anak. Hal ini tak hanya memakan korban jiwa, tetapi juga sebanyak 436.000 unit perumahan di Gaza rusak sehingga warga Gaza harus mengungsi di sebuah tenda.
Tentunya, tenda yang didirikan untuk mengungsi tak senyaman rumah mereka yang sudah diruntuhkan oleh genosida itu. Tenda-tenda yang didirikan berbahan kain nilon yang mudah robek sehingga saat hujan datang, airnya bisa masuk ke dalam tenda karena tenda mereka sudah bocor. Belum lagi tenda yang ditempati beralaskan tanah, sehingga saat hujan turun mudah banjir dan membasahi seisi tenda yang terletak di lantai.
Warga Gaza melewati musim dingin tanpa tempat tinggal yang nyaman dan pakaian yang tidak cukup hangat. Untuk menghangatkan diri saja, warga Gaza harus mencari kayu untuk dibakar karena energi di Gaza diputus oleh penjajah. Kayu bakar itu pun menjadi pengganti kompor untuk memasak. Pakaian yang warga Gaza pun tak lengkap, saat musim dingin tiba, tak jarang dari mereka melapisi badannya dengan beberapa pakaian agar tubuhnya tetap hangat.
Kelaparan dan berbagai penyakit datang di musim dingin di Gaza. Selama genosida terjadi, akses pangan warga Gaza sulit dan harga bahan makanan melonjak tinggi. Sehingga warga Gaza harus menahan laparnya karena tak ada makanan yang bisa disantap.
Menurut reliefweb, kerusakan infrastruktur dan kekurangan bahan bakar mengurangi kapasitas pengelolaan air limbah di Gaza. Sehingga curah hujan pada musim dingin dapat meingkatkan paparan air limbah dan mencemari sumber air yang dapat meningkatkan penyakit di Gaza. Selain itu, hal ini juga dapat diperparah dengan meningkatnya kasus hepatitis A dan virus polio yang dapat menular melalui air minum terkontaminasi dan paparan air limbah.
Mengetahui musim dingin di Gaza seperti itu, maka kebutuhan medis di Gaza akan meningkat, mengingat 35 rumah sakit di Gaza berhenti beroperasi dan 212 fasilitas medis rusak. Selain itu, persediaan makanan juga dibutuhkan karena harga bahan makanan di sana meningkat dan banyak dari saudara kita di Gaza tak mampu membelinya sehingga harus merogoh tumpukan sampah untuk mencari makanan. Selain itu, pakaian hangat dan selimut sebagai pelindung pertama tubuh saudara kita di Gaza selama musim dingin juga dibutuhkan. Sejak genosida terjadi, pakaian mereka pun hancur bersamaan rumah mereka yang juga runtuh.
Yuk bantu saudara kita di Gaza penuhi kebutuhannya di musim dingin kali ini bersama ForHumanity. Kita bergerak bersama, kirim bantuan musim dingin Palestina!