Bantu Mak Tati yang Kesepian di Gubuk Reyot
Mak Tati, seorang wanita berusia 77 tahun, sudah terbiasa menjalani hidupnya sendirian. Tinggal di sebuah gubuk reyot dengan atap terpal dan dinding bambu yang sudah mulai rapuh, Mak Tati menjalani hari-harinya tanpa penerangan yang memadai.
Setiap hari, Mak Tati hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Tubuhnya yang renta dan penglihatannya yang semakin buram membuatnya sering terjatuh saat berjalan. Langkahnya tertatih-tatih, tubuhnya bergetar, dan matanya sering kali berkaca-kaca.
“Kalau makan, ya biasa dari tetangga. Itu pun kalau ada yang ngasih Mak makanan. Kalau tidak ada, mudah-mudahan besok ada rezeki yang datang mengantarkan makanan ke Mak,” ungkap Mak Tati dengan mata berkaca-kaca.
Mak Tati bertahan hidup dari belas kasihan tetangga, mulai dari makan hingga kebutuhan pribadinya. Tak jarang, ia harus menahan rasa lapar dengan berpuasa atau mengonsumsi air dalam jumlah banyak. Sering kali, ia duduk di depan pintu menunggu ada orang yang lewat untuk memberitahu bahwa ia lapar, berharap ada yang memberinya makanan.
Mak Tati tinggal sendiri di sebuah rumah yang sudah rapuh, dengan dinding anyaman bambu yang ditopang kayu-kayu lapuk. Saat hujan, kondisi di dalam rumah sangat memprihatinkan. Air merembes lewat sela-sela genteng, dan angin masuk melalui celah-celah di dinding bambu. Mak Tati sering meringkuk kedinginan di tempat tidurnya, sambil menahan rasa lapar dan menggigil kedinginan.
Mak Tati tidak kuat lagi bekerja, bahkan untuk berjalan pun ia membutuhkan tongkat. Jalannya sangat pelan dan tertatih-tatih, dengan beberapa luka di kakinya akibat terjatuh saat berjalan.
Sahabat kebaikan, mari kita sisihkan sebagian rezeki untuk Mak Tati agar bisa hidup dengan layak di sisa usianya.
Terima kasih atas kepedulian dan kebaikan hati Anda. Semoga bantuan kita dapat membuat perbedaan besar dalam hidup Mak Tati.
Belum ada Fundraiser