Hidup sebatangkara di tengah hutan, Kakek Suparman (64 tahun) hanya ditemani oleh seekor kucing kesayangannya. Tinggal di sebuah bangunan bambu yang sudah tak layak huni, kisah Kakek Suparman benar-benar menyayat hati.
Setiap hari, perut lapar senantiasa menghantuinya. Tubuh rentanya terkulai lemas dengan tatapan kosong, tanpa keluarga atau saudara yang mendampinginya. Hanya air mata yang terus mengalir saat ia melantunkan doa-doa kebaikan agar diberi kesabaran.
Rasa lapar bukanlah hal baru bagi Kakek Suparman. Sering kali ia hanya bisa minum air putih atau memakan makanan bekas yang sudah basi. Hidup sendiri dengan segala keterbatasan tanpa sanak saudara adalah realitas yang dihadapi Kakek Suparman setiap hari.
Saat sakit melanda, Kakek Suparman hanya bisa merintih menahan rasa sakit dengan perut yang kosong. Tanpa obat ataupun makanan yang layak, ia hanya ditemani oleh kucing kesayangannya di sisa usianya.
Seumur hidupnya, Kakek Suparman belum pernah menikah, sehingga di masa tuanya ia harus hidup seorang diri. Sahabat kebaikan, Kakek Suparman kini sedang berjuang untuk bertahan hidup. Kita bisa menemaninya dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki agar Kakek Suparman bisa tersenyum dan hidup dengan layak di sisa usianya.
Terima kasih atas kepedulian dan kebaikan hati Anda. Semua donasi yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Kakek Suparman dan penerima manfaat lainnya di bawah naungan Sahabat Qurthuba
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik