Setiap hari hanya tangisan demi tangisan dari pak Redi yang senantiasa terdengar. Ia harus menahan rasa sakit yang tiada Tara akibat luka bakar yang menggerogoti sekujur tubuhnya.
.
10 bulan lalu, api yang ia dinyalakan ditempat penambangan tak sengaja menyambar bensin yang berdekatan dengannya. Api pun berkobar, melahap sekujur tubuhnya.
.
Pakaian yang digunakan pak Redi terbakar habis dan menempel pada kulit , menambah rasa perih ditubuhnya. Tanpa pikir panjang, Ibu Susi Andriyani (37 tahun) istrinya pun langsung bergegas membawa pak Redi ke puskesmas terdekat.
.
Rontaan dan jeritan pak Redi pun mengiringi setiap langkah perjalanan ibu Susi Andriyani.
.
Jerit tangis pak Redi pun pecah menahan rasa sakit yang tiada Tara.
.
Walaupun sudah mendapatkan perawatan medis dari puskesmas terdekat. Pak Redi terus menerus merintih kesakitan. Rasa sakit dan perih disekujur tubuhnya senantiasa menemani hari-hari pak Redi walaupun sudah diberi salep dan obat berkali-kali.
.
Sejak saat itu, tangisan pak Redi tak pernah berhenti. Air matanya senantiasa mengalir membasahi pipi. Hanya salep luka bakar yang dibelinya diwarung yang kini bisa pak Redi beli untuk meredakan rasa sakitnya.
.
Terpaksa ibu Susi Andriyani pun harus banting tulang menggantikan posisi pak Redi sebagai tulang punggung keluarga dengan bekerja sebagai pembantu rumah tangga dengan penghasilan yang jauh dari kata cukup.
.
Alhamdulillah yang penting bapak dan anak-anak bisa makan. Walaupun tidak bekerja setiap hari, setidaknya bisa untuk bertahan hidup. ~Ucap bu Susi
.
Dengan pendapatan sebesar 50rb sebagai ART bu Susi terus berjuang untuk bertahan bersama keluarga kecilnya.
.
Dengan pendapatan yang ibu peroleh, ibu belum bisa membawa bapak berobat lagi. Jangankan untuk berobat, untuk makan pun kadang kami hanya bisa sekali dalam sehari. ~Ungkap bu Susi
.
Kasian bapak setiap hari harus merintih menahan rasa sakit. Tapi ibu bingung karena nggak punya uang sedikit pun untuk membawa bapak berobat. ~Lanjutnya lagi
.
Selama ibu bekerja sebagai ART, Siti Nurhalizah (9 tahun) putri bungsu nyalah yang membantu ibu merawat Pak Redi ayahnya.
.
Pulang sekolah Siti langsung menyuapi dan mengelap tubuh ayahnya dengan penuh kasih sayang .
.
Setelah semuanya beres, dan ayahnya sudah disuapi, siti langsung mencari kayu bakar di kebun. Jalan licin dan medan yang terjal yang harus dilewatinya setiap hari adalah hal yang biasa bagi siti. Yang penting ada kayu bakar yang bisa dibawanya pulang agar dirinya bisa memasak dirumah.
.
Berkali-kali siti pun harus terjatuh karena jalan yang dilewatinya licin. Tapi itu semua tak pernah beliau rasakan. Yang ada dipikirannya adalah bagaimana bisa memasak untuk ayah dan ibunya nanti.
.
Sahabat kebaikan, begitu berat perjuangan pak Redi dan keluarga kecilnya. Kita bisa menemani pak Redi dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki, agar rasa sakitnya bisa segera terobati
1. Klik tombol DONASI SEKARANG
2. Isi/pilih nominal terbaik yang ingin diberikan
3. Pilih metode pembayaran
4. Isi nama dan nomor telepon (WhatsApp)
5. Klik donasi dan selesaikan pembayaran Anda (lihat instruksi pembayaran)’
6. Dapat laporan via WhatsApp