Terlahir dengan kaki tak sempurna. Mak Enih rela banting tulang dengan segala keterbatasan. Beliau jual gorengan, keripik, dan beragam makanan olahan keliling. Sehari cuma dapat 10 - 20 ribu. Uang itu digunakan untuk makan sehari-hari.
Mak Enih 64 tahun terlahir dengan kelainan genetik langka. Satu kakinya melengkung seperti terpelintir ke dalam, sehingga tidak bisa untuk berdiri karena kakinya tak kuat untuk menyangga bobot tubuhnya.
Meski terlahir tak sempurna, mak Enih tak pernah lelah sedikit pun untuk terus berjuang. Semenjak suaminya meninggal dunia 8 tahun silam, ia terus berjuang menjajakan beragam makanan yang diolahnya sendiri dirumah.
.
Bikin menyayat hati, mak Enih mulai mengolah beragam dagangannya sejak jam 3 pagi, setelah beres Mak langsung menjajakan barang yang telah diolahnya sendiri dengan keliling kampung.
.
*Waktu itu pernah, jam 4 sore lagi hujan deras, mak masih jualan karena dagangannya belum laku. Tiba-tiba ditengah perjalanan, mak harus melewati jalanan tanjakan yang banyak batu kerikil...*
“Mak nggak bisa naik, tangan mak udah nggak kuat. Mak coba seret dan dorong badan pakai kedua tangan. Tapi yang ada kaki mak ketusuk batu, dagangan yang mak bawa jatuh semua. Akhirnya mak hanya bisa menangis dan pulang bawa uang 5 ribu.” ~Ungkap Mak Enih sambil meneteskan air mata
Dalam pernikahannya, mak Enih tak dikaruniai anak. Sehingga kini harus hidup seorang diri.
.
Namun demikian, mak Enih menunjukkan bahwa keterbatasannya bukan menjadi penghalang untuk menjalani hidup layaknya orang yang terlahir sempurna.
.
Sahabat kebaikan, dengan dagangan sederhana, modal seadanya, mak Enih berusaha terus berjuang untuk bertahan hidup tanpa mengandalkan orang lain.
.
Kami yayasan saling berbagi ingin mengajakmu untuk berdonasi memberikan modal usaha agar Mak Enih dan ratusan disabilitas lainnya bisa hidup dengan layak dan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik