Usianya sudah menginjak 55 tahun, namun Abah Wawan masih harus berjuang diusia senjanya. Sehari-hari Abah harus mencari nafkah dengan jualan kerupuk elod keliling, menempuh jarak 50 km untuk menawarkan dagangannya.
Ditengah keterbatasannya yang tidak bisa mendengar, Abah terus berjuang dijalanan demi merawat istri tercintanya yang sedang sakit.
.
4 tahun sudah Mak Yati (63 tahun) sakit. Selama itu pula tidak pernah diobati sama sekali. Beliau dirawat seadanya dirumah yang kondisinya jauh dari kata layak.
Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, Abah wawan berjuang dijalanan menawarkan kerupuk Elod dengan jalan kaki keliling desa.
.
Sedihnya, kerupuk Elod yang Abah jual belum tentu laku. Ini sering membuat Abah pulang dengan tangan kosong dan harus pulang dengan menahan lapar seharian. Sehingga sampai hari ini Abah belum bisa membawa Mak untuk berobat ke RS karena keterbatasan biaya. Jika penyakit Mak kambuh, Abah hanya bisa mengompresnya dan diobati dengan obat warung saja.
.
*Abah tidak bisa mendengar, alat pendengaran abah sudah rusak. Kadang berfungsi kadang tidak. Jadi kalau ada yang manggil pun abah jarang mendengar...* ~Ungkap Abah Wawan
.
Keringatnya terus bercucuran, tubuh rentanya dipaksa berjalan ditengah teriknya matahari dan panasnya aspal jalanan. Itu semua Abah lakukan demi istri tercintanya yang saat ini sedang terkulai sakit.
.
Jika beruntung dagangannya habis, Abah bisa membawa uang 30 ribu. Namun sering kali Abah pun harus pulang dengan tangan kosong karena dagangannya tak ada satu pun yang terjual.
Dalam setiap doanya, Abah ingin sekali memiliki alat pendengaran dan modal usaha yang layak agar tak keliling lagi dijalanan.
.
Sahabat kebaikan, perjuangan Abah ditengah keterbatasan yang dimilikinya begitu luar biasa, kita bisa menemani Abah dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki agar Abah dan Mak bisa tersenyum disisa usianya.