Impact Kebaikan

Kisah kebermanfaatan yang sudah kamu berikan kepada mereka.

4 Fakta Kelaparan di Indonesia dan Cara Mencegahnya

forhumanity.id – Banyak faktor penyebab terjadinya kelaparan, seperti kemiskinan, ketidakstabilan sistem pemerintah, tidak meratanya penyaluran pangan sehat, harga bahan-bahan pangan yang tinggi, menurunnya pendapatan masyarakat, dan tingkat pengangguran yang meningkat, dan sebagainya.

Ada sebuah alat untuk mengukur dan melacak kelaparan secara komprehensif di tingkat global, regional, dan nasional, yaitu Global Hunger Index atau Indeks Kelaparan Global. Bagaimana GHI Indonesia berdasarkan data terakhir?

Sumber : globalhungerindex.org

Dalam Kelaparan Global 2023 Indeks, Indonesia berada di peringkat ke-77 dari 125 negara dengan data yang cukup untuk dihitung skor GHI 2023. Dengan skor sebesar 17.6, Indonesia mempunyai level kelaparan yang moderat.

Sumber : globalhungerindex.org

GHI menggunakan empat indikator yang bisa mewakili pemenuhan gizi suatu negara, yaitu:

  • Kurang gizi: 6.5%
  • Kematian anak di bawah 5 tahun: 2.3%
  • Berat badan rendah/wasting: 10.2%
  • Tinggi badan rendah/stunting: 30.8%

Berikut fakta lain seputar tingkat kelaparan di Indonesia.

Sumber: kompas.com

Kekurangan gizi (Undernourishmentadalah penduduk yang asupan kalorinya tidak mencukupi. Tingkat kekurangan gizi di Indonesia di bawah 10%.

Sumber : iNews.id
Tinggi badan rendah (Child stunting) adalah anak di bawah lima tahun yang memiliki tinggi badan rendah dibandingkan usianya, yang mencerminkan kekurangan gizi kronis. Tingkat stunting di Indonesia masih tinggi, di atas angka 30%.

Berat badan rendah (Child wasting) adalah jumlah anak di bawah usia lima tahun yang mempunyai berat badan rendah dibandingkan tinggi badannya, yang mencerminkan kekurangan gizi akut. Tingkat berat badan rendah di Indonesia di atas 10%.

Kematian anak di bawah 5 tahun (Child mortality) adalah anak yang meninggal sebelum usia mereka 5 tahun, sebagian mencerminkan kombinasi fatal dari kekurangan nutrisi dan lingkungan yang tidak sehat. Tingkat kematian anak di bawah 5 tahun di Indonesia hampir 0%.

Secara umum memang ada perbaikan kondisi dari 2014-2022, namun sebenarnya indeks kelaparan Indonesia masih tergolong tinggi di Asia Tenggara.

Upaya perbaikan gizi masyarakat diantaranya adalah: 

  1. sosialisasi tentang manfaat pola konsumsi pangan perorangan dan masyarakat yang Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) untuk hidup sehat, aktif, dan produktif,
  2. Peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi, sanitasi, kebersihan, dan pengasuhan,
  3. Pemberdayaan masyarakat, terutama ibu rumah tangga, untuk percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal (termasuk sosialisasi manfaat dan menciptakan minat atau preferensi pada konsumsi pangan ikan, hasil peternakan, sayuran, dan buah-buahan lokal),
  4. Perbaikan atau pengayaan gizi pangan tertentu dan penetapan persyaratan khusus mengenai komposisi pangan untuk meningkatkan kandungan gizi pangan olahan tertentu yang diperdagangkan,
  5. Penguatan pelaksanaan dan pengawasan regulasi dan standar gizi dan keamanan pangan,
  6. Penguatan integrasi intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif dengan dengan fokus utama pada 1000 hari pertama kehidupan, remaja, calon pengantin dan ibu hamil,
  7. Perbaikan gizi bagi ibu hamil, ibu menyusui, balita, remaja perempuan, dan kelompok rawan gizi lainnya,
  8. Penguatan sistem surveilans pangan dan gizi termasuk pemantauan pertumbuhan,
  9. Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS),
  10. Peningkatan jangkauan dan kualitas layanan kesehatan masyarakat,
  11. Penyaluran bantuan pangan bagi masyarakat rawan pangan kronis (berpendapatan rendah) dan transien (darurat bencana)

 

Lembaga For Humanity sigap dalam menyampaikan berbagai isu yang terjadi, serta Insya Allah amanah untuk menyalurkan setiap niat baikmu.

Temukan dan Hubungi Kami di :

© For Humanity. All rights reserved